Selasa, 02 September 2014

HADITS 3 (TARBAWI) anak lahir dalam keadaan fitrah

A.   Pendahuluan
Latar belakang
Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup didunia ini. Anak adalah amanat Allah Subhanahu Wata’ala kepada kita, masing-masing dari kita berharap anaknya menjadi anak yang baik, dan maka dari itu di-butuhkan optimalisasi tanggung jawab dan peran dari orang tua. Meskipun pada dasarnya seorang anak lahir di atas fitrah, akan tetapi ini tidak berarti kita membiarkannya tanpa pengarahan dan bimbingan yang baik dan terarah, karena sesuatu yang baik jika tidak dijaga dan dirawat, ia akan menjadi tidak baik akibat pengaruh faktor-faktor eksternal. Pendidikan dan pengarahan yang baik terhadap anak sebenarnya sudah harus dimulai sejak anak tersebut belum lahir bahkan sebelum anak tersebut ada di dalam kandungan.
Sudah banyak hadits yang menyebutkan hal tersebut, bahwa anak lahir dalam keadaan fitar kemudian lingkungan dan pengajaranlah yang nantinya akan mempengaruhi fitrah tersebut.

B.    Hadits dan terjemah
Hadits shohih bukhari no. 1296
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ
Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?"[1]

Hadits
Musnad Ahmad no. 14277

حَدَّثَنَا هَاشِمٌ حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ عَنْ الرَّبِيعِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ فَإِذَا أَعْرَبَ عَنْهُ لِسَانُهُ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
Telah bercerita kepada kami Hasyim telah bercerita kepada kami Abu Ja'far dari Ar-Robi' bin Anas dari Al Hasan dari Jabir bin Abdullah berkata; Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Setiap anak dilahirkan di atas fithrah (Islam), hingga lisannya menyatakannya (mengungkapkannya), jika lisannya telah mengungkapkannya, dia nyata menjadi orang yang bersyukur (muslim) atau bisa juga menjadi orang yang kufur".[2]
Hadits sunan tirmidzi no. 2064
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْقُطَعِيُّ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ رَبِيعَةَ الْبُنَانِيُّ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْمِلَّةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُشَرِّكَانِهِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمَنْ هَلَكَ قَبْلَ ذَلِكَ قَالَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ بِهِ حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ وَالْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ بِمَعْنَاهُ وَقَالَ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رَوَاهُ شُعْبَةُ وَغَيْرُهُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ وَفِي الْبَاب عَنْ الْأَسْوَدِ بْنِ سَرِيع
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya Al Qutha'i Al Bashri; telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Rabi'ah Al Bunani; telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap anak dilahirkan di atas al millah (agama fithrahnya, Islam), namun, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani, atau menjadikannya seorang yang musyrik." Kemudian ditanyakanlah pada beliau, "Wahai Rasulullah, lalu bagaimanakah dengan yang binasa sebelum itu?" belaiu menjawab: "Allah-lah yang lebih tahu terhadap apa yang mereka kerjakan." Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib dan Al Husain bin Huraits keduanya berdua berkata; telah menceritakan kepada kami Waki' dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sepertinya dan dengan makna yang sama pula dan beliau bersabda: "Dilahirkan dalam keadaan fithrah." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits Hasan Shahih. Dan hadits ini telah diriwayatkan pula oleh Syu'bah dan selainnya dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia pun menyebutkan; "Dilahirkan dalam keadaan fithrah." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Al Aswad bin Sari'.[3]
C.     Makna mufrodhad
مَوْلُودٍ  = kelahiran
يُولَد    = anak
الْبَهِيمَةِ = binatang ternak
جَدْعَاء = cacat
الْمِلَّةِ    = al millah (agama fithrahnya, Islam)
يُشَرِّكَانِهِ = musyrikin 





D.    Asbabul wurud
1480- حدثنا أبو الحسن أحمد بن قاسم الشبي قال حدثنا إسحاق ابن إبراهيم الدبري قال حدثنا عبد الرزاق عن معمر عن من سمع الحسن يحدث عن الأسود بن سريع قال بعث النبي سرية فأفضى بهم القتل إلى الذرية فقال لهم النبي ما حملكم على قتل الذرية قالوا يا رسول الله أليسوا أولاد المشركين قال أوليس خياركم أولاد[4]

Artinya: Dari Aswad :“aku mendatangi rosulullah dan aku ikut perang bersamanya. Kami memperoleh kemenangan namun pada hari itu orang-orang terus saling berbunuhan sehingga merekapun membunuh anak-anak. Hal itu disampaikan kepada rosulullah, maka rosululah bersabda: “ keterlaluan, sampai hari ini mereka masih saling membunuh sehingga banyak anak-anak terbunuh” berkatalah seorang anak laki-laki:” ya rosulullah mereka adalah anak-anak musyrik” kata rosulullah: “ ketahuilah,  sesungguhnya penopang kamu adalah anak-anak orang musyrikin itu. Jangan membunuh keturunan, jangan membunuh keturunan” . kemudian beliaupun bersabda : “ setiap anak yang dilahirkan ,di lahirkan diatas
Keterangan
Maka manakala bayi itu di biarkan pada keadaan dan tabiatnya,  tidak ada pengaruh luar yang mempengaruhinya berupa pendidikan yang merusak atau taklid kepada kedua orang tuanya dan yang selainnya niscahya bayi tersebut kelak akan melihat petunjuk kearah tauhid dan kebenaran rosul dan hal ini merupakan gambaran atau nalar yang baik yang akan menyampaikannya kearah petunjuk dan kebenaran sesuai dengan petunjuk yang asli dan dia kelak tidak akan memilih kecuali memilah-milah(agama, ajaran)yang hanif.[5]
E.    Kualitas Hadist
Berdasarkan  pentahrijan hadis  diatas yang diriwayatkan oleh shohih bukhari no. 1296. Kebanyakan peringkat III. Dan ada salah satunya perawinya ada yang peringkat X maka hadits itu berperingkat da’if. Tetapi hadits tersebut didukung oleh sanad lain yang matan haditsnya sama atau semakna yang menpunyai derajat lebih tinggi, maka hadist tersebut naik menjadi berperingkat hasan lighoiri.[6]
F.     Makna Fitrah dalam Perspektif Pendidikan IsLam
Dalam perspektif pendidikan islam, fitrah manusia di maknai dengan sejumlah potensi yang menyangkut kekuatan-kekuatan manusia. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan hidup (upaya mempertahankan dan melestarikan hidupnya), kekuatan rasional (akal), dan kekuatan spiritual (agama). Ketiga kekuatan bersifat dinamis dan terkait secara integral.
Konsep fitrah, menurut islam juga berbeda dengan teori konvergensi oleh william stern. Dalam pandangan islam perkembangan potensi manusia itu bukan semata-mata di pengaruhi oleh lingkungan semata dan tidak bisa ditentukan melalui pendekatan kuantitas sejauh mana peranan keduanya (potensi dan lingkungan) dalam membentuk kepribadian manusia.[7]
Mendidik anak dengan cara memberikan kebebasan kepada anak didik sesuai dengan kebutuhan. Tindakan ini dilakukan berkat adanya sabda Nabi Muhammad Saw:
ما من مو لو د الا يو لد عل الفطرت     
Artinya: Tidak seorangpun yang dilahirkan kecuali menurut fitrahnya.
Pemberian kebebasan ini tentunya tidak mutlak, melainkan dalam batas-batas tertentu sesuai dengan kebutuhan, sebab anak adalah objek yang masih dalam proses penyembuhan dan belum memiliki kepribadian yang kuat. Ia belum dapat memilih sendiri terhadap masalah yang dihadapi. Karena itu ia memerlukan petunjuk guna memilih alternatif dari beberapa alternatif yang ada.[8]
G.    Kesimpulan
Anak yang lahir pasti dalam keadaan suci dan mereka sudah membawa fitrah masing masing. Fitah adalah sesuatu yang ada dalam jiwa seseorang dan memerlukan proses pendidikan untuk mengembangkan fitrah tersebut. Fitrah ini mencakup fitrah keberagamaan, kemampuan, Qada’ dan Qadar anak
Mendidik anak dengan cara memberikan kebebasan kepada anak didik sesuai dengan kebutuhan
H.   Daftar pustaka
Anwar Ali, tahrij al-Hadith dengan komputer,(Kediri: pustaka pelajar, 2011),
Hamzah Ibnu, Asbabul Wurud 3 Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadis Rasul, (jakarta: Kalam Mulia, 2008)
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
Ahid Nur, Pendidikan Agama Dalam Perspektif  Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)
Ahmad Muhammad, ulumul Hadits,(Bandung: pustaka setia, 2004)
Sotfwere, kitab sembilan imam
Software maktabah shamellah







[1] Lidwa shohih bukari, 1296
[2] Lidwa, shohih muslim 14277.
[3] Lidwa, sunan tirmidzi,2064
[4] shamelah
[5] Ibnu Hamzah, Asbabul Wurud 3 Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadis Rasul, (jakarta: Kalam Mulia,          2008),110
[6] Ali anwar, tahrij al-Hadith dengan komputer,(Kediri: pustaka pelajar, 2011),128.
[7] Nur Ahid, Pendidikan Agama Dalam Perspektif  Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)55-58.
[8] Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)184.

1 komentar: